Jumat, 26 Februari 2010

Bentrok di hebron,Demo di Gaza atas Profokasi Israel


Ratusan warga Palestina menggelar unjuk rasa di Gaza untuk mengecam keputusan Israel menambahkan dua kuil di Tepi Barat yang diduduki ke dalam daftar situs warisan.

Pada hari Senin, para pendukung gerakan Jihad Islam meneriakkan slogan-slogan mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan membakar bendera Israel.

Demonstrasi itu diadakan setelah Netanyahu mengumumkan rencana untuk menyertakan Gua para Leluhur di al-Khalil dan Rachel's Tomb di Betlehem pada daftar sekitar 150 situs yang rencananya untuk memulihkan Israel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)juga menyatakan keprihatinan tentang Tel Aviv atas keputusan untuk menyertakan dua kuil sebagai daftar situs warisan Zionis Israel. Para pejabat PBB mengatakan mereka khawatir tentang meningkatnya ketegangan akibat dari keputusan dan mencatat bahwa situs-situs bersejarah dengan makna agama bukan hanya untuk yahudi , tetapi juga untuk Islam dan Kristen.

Langkah ini memicu kemarahan di west Barat yang diduduki yaitu di kota al-Khalil, yang juga dikenal sebagai Hebron, di mana pasukan Israel bentrok dengan warga sipil Palestina.

Hamas dan Fatah Keduanya telah mengecam kelakuan Israel sebagai kemunduran bagi proses perdamaian.

Pencaplokan Daerah Oleh Israel

Gerakan Perlawanan Islam Hamas menegaskan bahwa pihaknya memandang amat berbahaya keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mencaplok daerah al Harb al Ibrahimi di di Hebron dan sekitar daerah masjid Bilal di Betlehem ke dalam apa yang disebut daftar "tempat-tempat warisan Yahudi."

Dalam pernyataannya kemarin, Senin (2/2), gerakan Hamas mengatakan, “Tindakan ini dimaksudkan untuk mengukuhkan keberadaan penjajah Zionis di tanah Palestina. Sekaligus upaya transparan untuk mencuri warisan Arab dan Islam di tanah Palestina.”

Menurut Hamas, ini menunjukkan bahwa tindakan yang merampas tempat-tempat suci di Palestina ini mengungkap kepalsuan Zionis yang menyerukan kepada perdamaian. Hamas menegaskan bahwa penjajah Israel tidak paham kecuali dengan bahasa perlawanan.

Gerakan Hamas meminta otoritas Ramallah berhenti memburu para mujahidin untuk mengambil peran mereka dalam melawan penjajah dan mengekang proyek-proyek "pemukiman" serta serangannya terhadap hak-hak dan tempat suci bangsa Palestina.

Hamas juga menyerukan negara-negara Arab dan dunia Islam untuk melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban mereka dalam membela tempat suci Islam dan melakukan tekanan internasional untuk menghentikan permusuhan Zionis yang berkelanjutan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar